Pelatih Nasional Spanyol Luis de la Fuente Sayangkan Tepuk Tangan untuk Rubiales

Artikel ini terakhir diperbarui pada September 1, 2023

Pelatih Nasional Spanyol Luis de la Fuente Sayangkan Tepuk Tangan untuk Rubiales

Luis de la Fuente

Luis de la Fuente mengutuk tindakan Rubiales

Pelatih nasional Luis de la Fuente Pemain tim putra Spanyol mengungkapkan penyesalannya karena memuji pidato kontroversial Luis Rubiales. De la Fuente menegaskan dirinya mengutuk ciuman yang dilakukan Rubiales pada bintang sepak bola Jennifer Hermoso.

Saat upacara pemain final Piala Dunia, Rubiales, ketua asosiasi berusia 46 tahun, mencium mulut Hermoso. Meski Rubiales meminta maaf atas tindakannya, dia menegaskan dalam pidatonya di rapat serikat pekerja bahwa dia tidak akan mundur. Imbasnya, FIFA memberi skorsing terhadap Rubiales selama 90 hari.

Tepuk tangan De la Fuente saat berpidato seolah menunjukkan dukungan terhadap Rubiales. Namun, pelatih nasional membahas insiden tersebut saat konferensi pers pada hari Jumat, mengungkapkan penyesalannya. “Saya telah menerima banyak kritik, dan itu memang pantas. Saya minta maaf atas tindakan saya,” kata De la Fuente.

“Tindakan Rubiales tidak sejalan dengan moral dan nilai-nilai saya. Saya selalu mengupayakan kesetaraan dan rasa hormat. Sepanjang karir saya, saya telah mempertahankan perilaku yang sempurna. Jennifer dan pemain lainnya tidak seharusnya bertanggung jawab atas semua ini,” tambah De la Fuente.

Komitmen De la Fuente untuk bertahan

Meski menyesal karena bertepuk tangan, De la Fuente tidak yakin dia perlu mundur. “Saya melakukan kesalahan, dan saya minta maaf karenanya. Itu adalah kesalahan besar. Jika saya bisa memutar waktu kembali, saya akan melakukannya,” akunya.

Pelatih berusia 62 tahun itu menggambarkan pertemuan asosiasi sebelumnya sebagai pengalaman yang tidak nyata. “Kami mengira ketua akan mengundurkan diri. Situasi ini membuat saya kewalahan. Itu sangat tidak nyaman,” kata De la Fuente.

“Saya tidak memaafkan apapun. Tidak ada pembenaran untuk itu,” tegas De la Fuente. “Saya hanya mencoba menjelaskan keadaan yang kami alami. Sungguh luar biasa.”

Sebelumnya, Jorge Vilda, pelatih nasional pemain sepak bola Spanyol, juga mendapat kritik karena memuji pidato Rubiales. Vilda menganggap perilaku ketua tidak dapat diterima. “Itu bertentangan dengan nilai-nilai yang saya junjung tinggi dalam hidup, olahraga, dan sepak bola,” ujarnya.

Buntut dari tindakan Rubiales

Ciuman Rubiales di mulut Hermoso menimbulkan kontroversi dan kemarahan yang signifikan. Meski Rubiales menyampaikan permintaan maaf, konsekuensinya sangat parah.

Selain skorsing 90 hari dari FIFA, Rubiales juga menghadapi kecaman luas atas perilakunya. Banyak yang percaya bahwa tindakannya tidak pantas dan tidak profesional, sehingga memberikan contoh buruk bagi orang lain yang mempunyai otoritas.

Insiden ini juga memicu perbincangan tentang kesetaraan gender dan rasa hormat dalam komunitas sepak bola. Para pemain, pelatih, dan penggemar menyerukan upaya yang lebih signifikan untuk memastikan kesetaraan dan rasa hormat bagi semua individu yang terlibat dalam olahraga ini.

Tanggapan Asosiasi Sepak Bola Spanyol

Asosiasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) belum memberikan pernyataan resmi terkait masa depan Rubiales sebagai ketua asosiasi. Namun diharapkan ada diskusi dan evaluasi untuk menentukan tindakan yang tepat.

RFEF mempunyai tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini dengan serius dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan integritas olahraga. Insiden ini menyoroti pentingnya mempromosikan kesetaraan, rasa hormat, dan profesionalisme di semua level sepakbola.

Bergerak kedepan

Ketika dampak dari tindakan Rubiales terus berlanjut, penting bagi komunitas sepak bola Spanyol untuk mengatasi masalah mendasar yang terungkap akibat insiden ini.

Upaya harus dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Pendidikan, pelatihan, dan kode etik yang ketat dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan saling menghormati dalam sepak bola.

Semua individu yang mempunyai otoritas dalam olahraga harus menjaga standar perilaku tertinggi, memperlakukan semua pemain dengan bermartabat dan hormat tanpa memandang gender.

Dengan menghadapi tantangan dan menerapkan perubahan yang diperlukan, sepak bola Spanyol dapat maju dan menjadi contoh nyata kesetaraan dan rasa hormat dalam dunia olahraga.

Luis de la Fuente

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*