Artikel ini terakhir diperbarui pada Desember 10, 2024
Table of Contents
Perusahaan rintisan (start-up) Belanda tertarik datang ke luar negeri, ‘sedikit investor ventura di sini’
Perusahaan rintisan (start-up) Belanda tertarik datang ke luar negeri, ‘sedikit investor ventura di sini’
Lebih banyak pendanaan, lebih banyak peluang, dan lebih sedikit peraturan. Ini adalah alasan yang paling sering disebutkan mengapa start-up meninggalkan Belanda. Ketakutannya adalah Belanda dan Eropa akan tertinggal dalam bidang inovasi dan teknologi jika terlalu banyak startup sukses yang pindah ke luar negeri.
Mantan CEO Bank Sentral Eropa Mario Draghi telah memperingatkan dalam laporannya tentang daya saing Eropa tentang kepergian perusahaan rintisan. Perusahaan start-up dengan potensi pertumbuhan tinggi dipandang sebagai elemen penting bagi perekonomian Eropa dalam jangka panjang.
Misalnya, antara tahun 2008 dan 2021, setidaknya 40 dari 147 perusahaan rintisan yang sangat sukses meninggalkan Eropa. Ini adalah perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya bernilai lebih dari satu miliar dolar. Sebagian besar ‘unicorn’ ini menetap di AS.
Dua tahun lalu, kepergian perusahaan menjadi alasan Menteri Perekonomian Adriaansens saat itu melakukan penelitian mengenai iklim bisnis di Belanda. Hal ini telah memburuk selama bertahun-tahun. Tahun ini Belanda akan menerimanya enam sebagai nilai.
Belanda juga terpuruk dibandingkan negara lain. Posisi kompetitif Belanda yang setahun lalu berada di posisi 5 besar global, kini berada di peringkat ke-9. Hal ini menjadikan Belanda sebagai negara dengan penurunan terbesar dalam 10 negara teratas tahun ini, menurut ‘pemantau iklim kewirausahaan’ yang sama dari kementerian.
Pegunungan emas Amerika
Sohrab Hosseini adalah salah satu pendiri perusahaan AI Orq.ai. Mereka menciptakan perangkat lunak yang memungkinkan perusahaan membuat aplikasi kecerdasan buatan mereka sendiri. Hosseini juga punya rencana pindah ke Amerika Serikat.
Baginya, pembiayaan menjadi alasan utama hengkang. “Saya telah bekerja sangat keras untuk mengumpulkan 2 juta euro untuk perusahaan kami. Namun sebuah perusahaan rintisan (start-up) di Amerika Serikat yang melakukan hal yang sama seperti kita, namun kurang maju, telah mengumpulkan puluhan juta dana dari investor,” katanya.
Suntikan modal yang begitu besar memudahkan start-up untuk berkembang. Misalnya, perusahaan rintisan Belanda berhasil menerima total investasi sebesar 2,1 miliar euro dari investor tahun lalu. Di Amerika Serikat jumlahnya mencapai 269 miliar euro. Secara proporsional, 111 euro per penduduk disalurkan ke perusahaan start-up di Belanda setiap tahunnya, sedangkan di Amerika Serikat adalah 803 euro per penduduk.
Anke Huiskes mengelola dana investasi yang berinvestasi pada start-up. Dia telah bekerja di Amerika selama bertahun-tahun dan menurutnya, perusahaan-perusahaan muda dipandang sangat berbeda di sana. Ketika orang-orang Eropa lebih banyak melihat risiko, maka investor Amerika lebih banyak melihat peluang. “Di Belanda, hanya sedikit investor yang berani menginvestasikan banyak uang pada tahap awal.”
Lebih sedikit aturan
Selain kurangnya modal pertumbuhan di Belanda, ada lebih banyak alasan mengapa negara-negara asing tertarik untuk mendirikan usaha rintisan. “Di Amerika Serikat, presiden baru Donald Trump telah mengatakan dia ingin melakukan deregulasi pada sektor teknologi,” kata Huiskes. Artinya, perusahaan, khususnya di sektor AI, akan diberikan kebebasan lebih.
Hosseini sendiri mengaku tidak memiliki banyak masalah dengan regulasi di sektor AI. “Tetapi peraturannya sekarang sangat kabur dan itulah sebabnya investor di Eropa tidak berani berinvestasi di perusahaan AI.”
Selain itu, ada negara yang aktif berupaya menarik start-up asal Belanda, misalnya Uni Emirat Arab. “Misalnya, negara tersebut menawarkan visa emas (izin tinggal melalui investasi, Red.) dan bagi beberapa perusahaan bahkan biaya upah dibayarkan untuk tahun pertama,” kata Huiskes.
Di klub perdagangan Dutch Startup Association (DSA), mereka melihat banyak minat investor asing terhadap start-up Belanda. “Tetapi kondisi yang dialami banyak investor Amerika, misalnya, adalah bahwa perusahaan tersebut sebagian didirikan di Amerika Serikat,” kata Thomas Mensink, analis start-up dan juru bicara DSA.
Juga peluang
Huiskes menegaskan Belanda masih menawarkan banyak peluang bagi wirausaha. “Kami memiliki banyak bakat teknis dan desain, kami berada di lokasi geografis yang bagus, kami berbicara bahasa Inggris dan terdapat sekolah dan universitas yang bagus. Minat investor asing di Belanda semakin meningkat, dan talenta internasional juga mulai bergerak ke arah ini. Jadi bagi banyak perusahaan, ini adalah negara yang menarik.”
Namun demikian, Belanda dan UE harus membuat investor lebih menarik untuk berinvestasi pada perusahaan rintisan (start-up) di benua ini pada tahun-tahun mendatang. Draghi juga memperingatkan, terutama jika UE ingin terus bersaing dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
investor ventura
Be the first to comment