Artikel ini terakhir diperbarui pada Juli 11, 2023
Table of Contents
Gelombang panas ‘belum pernah terjadi sebelumnya’ di Italia
Gelombang panas ‘belum pernah terjadi sebelumnya’ di Italia
Italia saat ini sedang mengalami cuaca yang sangat panas dan terutama gelombang panas yang panjang. Bagian lain Eropa Selatan juga menderita suhu yang sangat tinggi. Tetapi di Belanda kami tidak memperhatikan hal itu untuk saat ini.
“Sangat panas di Italia,” kata ahli meteorologi Weerplaza Jeroen Elferink kepada NU.nl. Di beberapa tempat suhunya lebih dari 40 derajat. Bahkan suhu yang lebih tinggi dapat diukur dalam beberapa hari mendatang. Ini bisa terjadi terutama di Sisilia dan Sardinia.
Gelombang panas saat ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya seminggu lagi. Untuk negara seperti Italia, itu “sangat lama”, kata Elferink. Negara itu juga mengalami gelombang panas pada bulan Juni.
“Italia adalah negara memanjang yang sebagian besar berada di tepi laut. Suhu 40 derajat sering dicapai di sana, tetapi selalu dalam hembusan angin. Jarang panas seperti ini bertahan selama itu, yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Panas di Italia disebabkan oleh aliran udara dari selatan. “Itu meniupkan udara hangat dari Sahara langsung ke Italia,” jelas Elferink. Yunani, Kroasia, dan Slovenia mengalami gelombang panas luar biasa karena alasan yang sama.
Gelombang panas Eropa menghindari Belanda (untuk saat ini)
Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia juga menderita suhu tinggi saat ini. Di selatan Spanyol, merkuri akan naik menjadi sekitar 45 derajat minggu ini. Di selatan Jerman, suhu bisa mencapai 40 derajat.
Di Belanda kita belum perlu takut dengan suhu seperti itu. “Udara yang lebih hangat dapat mencapai kita, tetapi kita hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari apa yang terjadi di Eropa selatan. Untuk saat ini, kami tidak melihat panas bertiup ke arah ini,” kata Elferink.
“Tahun lalu kami sudah memiliki suhu sekitar 40 derajat pada pertengahan Juli. Tapi kami tidak melihat itu terjadi sekarang. Ini akan menjadi cuaca musim panas Belanda dalam waktu dekat, dengan banyak hujan selain matahari.
Namun, panasnya momen masih bisa berdampak pada kita di musim gugur. Laut Mediterania saat ini sedang memanas, yang meningkatkan kemungkinan cuaca buruk tak lama setelah musim panas.
“Saat udara yang lebih dingin dari utara bertabrakan dengan udara hangat dari selatan pada bulan Agustus dan September, Anda akan mengalami badai petir yang dahsyat,” kata Elferink. Peluang hujan lebat, hujan es, dan hembusan angin kencang paling besar terjadi di beberapa bagian Prancis dan Jerman. Namun garis pemisah juga bisa bergerak ke arah Belanda.
Dampak gelombang panas di Italia
Gelombang panas yang sedang berlangsung di Italia berdampak signifikan pada negara tersebut. Dengan suhu melonjak di atas 40 derajat dan berpotensi lebih tinggi di wilayah tertentu, Italia menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara ini pernah mengalami gelombang panas sebelumnya, tetapi gelombang panas saat ini sangat terkenal karena panjangnya. Ahli meteorologi Jeroen Elferink menggambarkannya sebagai “sangat panjang” untuk Italia. Panas tersebut disebabkan oleh udara hangat dari Sahara yang berhembus langsung ke negara tersebut, mengakibatkan suhu tinggi yang berkepanjangan. Sisilia dan Sardinia diperkirakan akan menghadapi suhu yang lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang.
Gelombang panas di Eropa Selatan
Italia tidak sendirian menghadapi panas ekstrem. Eropa Selatan secara keseluruhan, termasuk Yunani, Kroasia, dan Slovenia, mengalami gelombang panas yang luar biasa. Arus udara hangat dari selatan juga mempengaruhi negara-negara ini, menyebabkan suhu tinggi yang berbahaya. Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia juga menderita gelombang panas, dengan suhu mencapai 45 derajat di beberapa bagian Spanyol dan sekitar 40 derajat di selatan Jerman.
Belanda terhindar dari suhu ekstrem
Berbeda dengan negara tetangganya, Belanda relatif tidak terpengaruh oleh gelombang panas saat ini. Meskipun udara yang lebih hangat memiliki potensi untuk mencapai negara tersebut, dampaknya diperkirakan hanya minimal. Menurut ahli meteorologi Jeroen Elferink, Belanda kemungkinan besar akan mengalami cuaca musim panas khas Belanda, dengan campuran hujan dan matahari. Tahun lalu, negara ini mengalami suhu sekitar 40 derajat Celcius pada pertengahan Juli, tetapi diperkirakan tidak akan terjadi tahun ini.
Konsekuensi untuk musim gugur
Meskipun Belanda mungkin tidak merasakan kekuatan penuh dari gelombang panas saat ini, dampaknya masih dapat dirasakan di musim gugur yang akan datang. Laut Mediterania memanas secara signifikan karena panas yang berkepanjangan, yang meningkatkan kemungkinan gangguan cuaca parah setelah musim panas. Saat udara yang lebih dingin dari utara bertabrakan dengan udara hangat dari selatan, badai petir yang dahsyat dapat terjadi. Ini menimbulkan risiko yang lebih besar untuk sebagian Prancis dan Jerman, tetapi Belanda juga dapat terpengaruh jika garis pemisah bergeser.
Italia, gelombang panas
Be the first to comment