Meninggal dan puluhan orang hilang setelah bendungan jebol di Sudan

Artikel ini terakhir diperbarui pada Agustus 27, 2024

Meninggal dan puluhan orang hilang setelah bendungan jebol di Sudan

dam burst in Sudan

Meninggal dan puluhan orang hilang setelah bendungan jebol di Sudan

Puluhan orang hilang di timur laut Sudan akibat banjir yang disebabkan jebolnya bendungan setelah hujan lebat. Setidaknya empat orang tewas, namun masih banyak lagi yang dikhawatirkan. Seorang pejabat setempat menyebutkan sedikitnya enam puluh orang tewas.

Di negara bagian Laut Merah, yang berbatasan dengan laut dengan nama yang sama, rumah-rumah di dekat bendungan Arbaat terendam banjir. Layanan darurat telah dikirim ke daerah tersebut untuk menyelamatkan orang-orang yang melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi dan terjebak di sana.

Menurut Kepala Pengelolaan Air, kerusakan yang ditimbulkan cukup parah. Waduk di bendungan Arbaat menyediakan air minum bagi penduduk.

Negara sedang berperang

Bendungan ini terletak 40 kilometer di utara Port Sudan, sebuah kota pesisir tempat banyak pejabat tinggi negara itu melarikan diri setelah perang saudara pecah pada April 2023 antara pasukan pemerintah dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter.

Perang telah menghancurkan infrastruktur sipil, serta sistem layanan kesehatan yang sudah tidak memadai. Diperkirakan puluhan ribu orang tewas dan lebih dari sepuluh juta orang mengungsi akibat kekerasan tersebut. Lebih dari separuh populasi lebih dari 25 juta orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Penduduknya semakin terancam oleh wabah kolera, yang dipicu oleh banjir dan sanitasi yang buruk. Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan wabah ini pada 12 Agustus. Sejak itu, jumlah infeksi meningkat menjadi 650 dan jumlah kematian menjadi 28, tersebar di lima negara bagian.

Persediaan bantuan

Minggu lalu datang untuk pertama kalinya sejak Februari perbekalan bantuan ke negara bagian Darfur, melalui kota Adré di sebelah timur negara tetangga Chad. Perbatasan ditutup oleh tentara pemerintah untuk waktu yang lama, karena milisi RSF menguasai sebagian besar Darfur. Pemerintah mengatakan akan tetap membuka perbatasan selama tiga bulan untuk menyalurkan lebih banyak bantuan pangan ke negara tersebut.

Sebuah laporan oleh sebuah organisasi internasional baru-baru ini menemukan bahwa sekitar 500.000 penduduk kamp pengungsi Zamzam di Darfur utara pergi lapar. Komisi Bantuan Kemanusiaan Pemerintah ditolak maka dapat dipastikan terjadi kelaparan di kamp tersebut.

bendungan jebol di Sudan

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*