Kritik Biden semakin intensif terhadap tindakan Israel di Gaza

Artikel ini terakhir diperbarui pada Februari 9, 2024

Kritik Biden semakin intensif terhadap tindakan Israel di Gaza

Biden's critique on Israel

Pergeseran Sikap Biden Terhadap Israel

Dalam konferensi pers baru-baru ini, Presiden Joe Biden telah membuat perubahan signifikan dalam pendiriannya terhadap Israel dengan secara blak-blakan menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan di Jalur Gaza “berlebihan.” Pernyataan ini menandakan pendekatan yang lebih kritis terhadap Israel dibandingkan yang telah dilakukan sebelumnya. Presiden Biden memperjelas niatnya untuk memprioritaskan upaya mencapai gencatan senjata jangka panjang. Dia lebih lanjut menetapkan rencana untuk memberikan pengaruh pada Israel, Mesir, Qatar, dan Arab Saudi untuk meningkatkan aliran bantuan ke Jalur Gaza yang dilanda konflik. Biden menekankan pentingnya tindakan ini, dengan menyatakan, “Banyak orang yang tidak bersalah dirugikan, menderita, dan kehilangan nyawa. Situasi ini harus diatasi.”

Ketidakpuasan Dalam Negeri Berakhir Kebijakan Biden mengenai Israel

Dalam menghadapi konflik yang meningkat, ketidakpuasan terhadap kebijakan Biden terhadap Israel semakin meningkat di dalam negeri. Seruan untuk penghentian perang disuarakan oleh Partai Demokrat dan Republik. Konflik yang berkepanjangan mengikis dukungan Amerika yang sebelumnya tidak diragukan lagi terhadap Israel. Terkait hal tersebut, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyampaikan bahwa AS tidak mendukung serangan darat di Rafah. Dia memperingatkan, “Operasi militer baru terhadap Gaza selatan akan mengakibatkan bencana”. Kirby menyoroti penderitaan warga sipil Palestina, “Lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di Rafah – mereka diperintahkan untuk melakukan hal tersebut. Israel mempunyai tanggung jawab penting untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah ini.”

Kemajuan yang Tergoyahkan dalam Negosiasi Gencatan Senjata

Negosiasi yang terjadi antara Hamas dan Israel, yang berfokus pada potensi gencatan senjata dan pembebasan sandera, menemui jalan buntu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bermaksud memperpanjang operasi militer yang sedang berlangsung dan menolak usulan gencatan senjata dari Hamas. Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, jumlah korban tewas telah mencapai hampir 28.000 warga Palestina, seperti yang dilaporkan oleh kementerian kesehatan yang dikuasai Hamas. Termasuk dalam angka-angka ini adalah lebih dari 20.000 wanita dan anak-anak. Mengingat pendekatan Presiden Biden yang semakin meluas terhadap Israel dan meningkatnya kritik dalam negeri, kewaspadaan yang berkelanjutan terhadap perkembangan tersebut diperlukan untuk memahami arah kebijakan AS di masa depan terhadap konflik Israel-Palestina.

Kritik Biden terhadap Israel

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*