Artikel ini terakhir diperbarui pada Maret 15, 2024
Table of Contents
Revolusi Kode Berpakaian
Tren Menumbangkan Aturan Berpakaian
Berdasarkan pengamatan baru-baru ini, kecenderungan pegawai kantoran terhadap pakaian formal, seperti jaket, jas, dan sepatu, semakin menurun. Perubahan drastis ini terutama disebabkan oleh pandemi yang mendorong revolusi norma aturan berpakaian di tempat kerja. Dengan maraknya sistem kerja jarak jauh, karyawan terlihat mengalihkan preferensi mereka ke pakaian yang lebih nyaman dan tidak terlalu formal. Menariknya, perubahan ini tidak terbatas pada organisasi yang sebelumnya menerapkan aturan berpakaian informal. Perusahaan-perusahaan yang menganggap jeans sebagai pakaian kantor yang tidak pantas, seperti bank dan perusahaan konsultan, kini menyaksikan para karyawannya kembali mengenakan jeans untuk bekerja. Juru bicara perusahaan konsultan KPMG mempertimbangkan perubahan ini dengan menyatakan, “Sejak pandemi dan maraknya bekerja dari rumah, kita telah melihat adanya perubahan ke arah pakaian yang tidak terlalu formal. Rata-rata usia di kantor kami adalah 34 tahun, oleh karena itu Anda melihat bahwa pakaian kantor juga menyesuaikan dengan tren yang ada di masyarakat.”
Pakaian Informal: New Normal?
Industri perbankan, yang terkenal dengan aturan berpakaian formal, juga mengalami perubahan. Keputusan tentang apa yang akan dikenakan semakin menjadi preferensi karyawan – jeans, hoodies, jas yang dipadukan dengan sepatu kets, dan masih banyak lagi. Beberapa tim terlihat lebih condong ke arah pakaian kasual dibandingkan tim lainnya, yang merupakan perubahan signifikan mengingat sejarah sektor perbankan yang menerapkan pakaian formal yang ketat. Data statistik dari Belanda memperkuat tren ini, menunjukkan bahwa selama puncak pandemi COVID-19, lebih dari separuh karyawan menerapkan strategi bekerja dari rumah. Pergeseran ini tentu berkontribusi pada meningkatnya preferensi terhadap pakaian kasual dibandingkan pakaian formal tradisional di tempat kerja.
Memudarnya Pentingnya Dasi dan Munculnya Sepatu Kets
Salah satu pakaian yang menempati posisi belakang dalam lemari pakaian kantor adalah dasi. Apa yang dulunya merupakan pakaian pokok profesional kini dianggap opsional atau bahkan tidak diperlukan oleh banyak orang. Seperti yang diamati oleh Paul te Grotenhuis dari Inretail, “Sekarang kita melihat bahwa pakaian ini semakin jarang dipakai. Seringkali hanya berupa kemeja tanpa dasi atau jaket. Kami bahkan kadang-kadang melihat Perdana Menteri tanpa ikatan, sesuatu yang tidak terpikirkan satu dekade lalu.” Sepatu kets telah menggantikan sepatu resmi sebagai pilihan populer bagi pekerja kantoran. Satu dekade yang lalu, sepatu kulit yang rapi adalah alas kaki yang sering digunakan di kantor. Namun kenyamanan dan gaya sepatu kets yang modern tampaknya berhasil merebut hati para profesional dan menjadi tren dominan di sektor alas kaki.
Kata Perhatian
Meskipun terdapat pergeseran ke arah aturan berpakaian yang lebih kasual, karyawan tetap diharapkan untuk berpakaian pantas saat berinteraksi dengan klien. Pelanggan yang berbeda mungkin memiliki ekspektasi yang berbeda – meskipun beberapa pelanggan merasa nyaman dengan jeans dan sepatu kets, beberapa pelanggan masih lebih menyukai tampilan jas dan dasi tradisional. Oleh karena itu, para profesional perlu menyesuaikan gaya mereka untuk melayani klien yang berbeda ini.
Kode berpakaian kantor
Be the first to comment