Pertempuran Haiti Melawan Kekerasan Geng: Bentrokan Polisi dan Barbekyu

Artikel ini terakhir diperbarui pada Maret 18, 2024

Pertempuran Haiti Melawan Kekerasan Geng: Bentrokan Polisi dan Barbekyu

Haiti Police

Kerusuhan Berlanjut di Haiti

Di negara yang dirusak oleh perselisihan, Haiti sekali lagi harus bergulat dengan hari-hari yang dipenuhi anarki. Krisis yang meningkat di negara ini membuka jalan bagi ancaman penjarahan dan peningkatan risiko kelaparan, dengan konfrontasi kekerasan antara polisi dan geng-geng lokal. Akhir pekan terakhir ini ditandai dengan bentrokan sengit antara unit penegak hukum dan anggota geng terkenal yang dipimpin oleh Jimmy Chérizier, gangster terkenal yang lebih dikenal sebagai Barbecue. Laporan menunjukkan beberapa korban jiwa di antara anggota geng, selain penyitaan berbagai senjata api.

Operasi Polisi Melawan Kekerasan Geng

Outlet media melaporkan bahwa kontingen polisi menyusup ke sebuah distrik akhir pekan lalu yang secara luas dikenal sebagai basis Barbekyu. Menurut polisi, tujuan utamanya adalah membongkar blokade jalan. Namun, hal ini menyebabkan baku tembak antara petugas dan anggota geng. Hingga saat ini, jumlah pasti korban masih belum diungkapkan. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita AFP, polisi mengumumkan bahwa “strategi baru sedang diterapkan dengan tujuan untuk merebut kembali wilayah tertentu yang direbut oleh geng bersenjata dalam beberapa hari terakhir.” Hal ini juga mencakup penghapusan penghalang jalan yang mengganggu lalu lintas. Ada operasi polisi terpisah pada hari Sabtu di ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Seorang informan mengkonfirmasi kepada AFP bahwa operasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan kembali kendali atas pelabuhan utama negara tersebut. Sebuah kelompok bersenjata telah menguasai wilayah ini awal bulan ini dan menjarah beberapa kontainer. Rincian terkini mengenai keberhasilan operasi ini masih belum diketahui.

Penjarahan Berulang di Haiti di Tengah Krisis Pemerintahan

Kekerasan geng yang merajalela telah melanda Haiti sejak akhir bulan lalu. Presiden saat ini, Henry, secara terbuka menyatakan niatnya untuk mengundurkan diri setelah pemerintahan transisi dapat dibentuk. Namun, jangka waktunya masih belum jelas. Pada saat yang sama, negara ini sedang berjuang melawan tingkat penjarahan yang mengkhawatirkan. UNICEF melaporkan pencurian perbekalan tunjangan bayi dan anak dari pelabuhan Port-au-Prince. Peralatan ventilator penting juga telah dicuri. Kantor konsul Guatemala yang berlokasi di Port-au-Prince telah dirusak dan dijarah. Karena kondisi yang memburuk, banyak diplomat asing meninggalkan Haiti. Baru kemarin, sebuah penerbangan evakuasi membawa lebih dari 30 orang Amerika menjauh dari kota Cap-Haïtien di utara, meninggalkan penduduk yang miskin dan tertekan dalam keadaan kacau balau.

Ancaman Kelaparan yang Membayangi di Haiti

Hampir 60 persen dari 11 juta penduduk Haiti yang diperkirakan berjumlah 11 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. Organisasi-organisasi bantuan memperingatkan bahwa sekitar satu setengah juta orang berada dalam risiko kelaparan, dan kelompok yang jauh lebih besar memerlukan bantuan pangan segera. Menurut direktur Program Pangan Dunia, yang berbicara kepada kantor berita AP, “Haiti sedang bergulat dengan kelaparan jangka panjang dan meluas.” Dia lebih lanjut mengungkapkan bahwa beberapa lingkungan di Port-au-Prince menunjukkan tingkat kekurangan gizi yang setara dengan zona perang.

Polisi Haiti, Geng Barbekyu

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*