Tren Meningkatnya Kartu Debit Dibandingkan Uang Tunai

Artikel ini terakhir diperbarui pada Maret 18, 2024

Tren Meningkatnya Kartu Debit Dibandingkan Uang Tunai

debit cards

Dunia Kartu Debit: Menghindari Uang Tunai demi Plastik

Di Belanda, tren penggunaan kartu debit dibandingkan uang tunai semakin menjadi hal yang lumrah di tempat parkir, apotek, dan bioskop. Sebuah studi yang dilakukan oleh agen Locatus atas nama De Nederlandsche Bank (DNB) mengungkapkan bahwa semakin banyak perusahaan yang mengadopsi kebijakan transaksi ‘hanya pin’ atau hanya menggunakan kartu debit. Meskipun trennya meningkat, jumlah total toko yang hanya menggunakan pin relatif sama selama setahun terakhir. Penelitian dilakukan pada akhir tahun sebelumnya dan melibatkan lebih dari 5.100 toko, penyedia jasa, dan kios pasar. Temuan menunjukkan bahwa sekitar 25 persen fasilitas parkir beralih dari uang tunai ke kartu debit sebagai satu-satunya bentuk pembayaran, naik dari 16 persen pada tahun sebelumnya. Apotek juga menunjukkan peningkatan serupa, yaitu meningkat dari 12 menjadi 16 persen. Bioskop menduduki peringkat tertinggi dalam daftar tersebut, dengan 27 persen perusahaan mengizinkan transaksi hanya dengan kartu debit.

Sedikit Pergeseran di Perpustakaan

Namun, pengamatan yang menarik dari penelitian ini adalah kembalinya penerimaan uang tunai di perpustakaan. Pada tahun 2022, sekitar 16 persen perpustakaan telah mengalihkan metode pembayaran mereka kembali ke penerimaan tunai, naik dari 14 persen pada tahun sebelumnya.

Perhatian pada keamanan Mendorong Kebijakan Khusus Kartu Debit

Kekuatan utama yang mendorong tren menuju kebijakan pin-only ini adalah kekhawatiran terhadap keamanan. Sekitar empat persen pengusaha, termasuk pengecer dan penyedia layanan, menolak menerima uang tunai karena risiko perampokan atau perampokan. Pemilik toko ingin menghindari membawa uang tunai demi alasan keamanan. Temuan penting lainnya dari penelitian ini mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen pemilik bisnis takut karyawan mereka berpotensi mencuri uang dari mesin kasir atau brankas. Selain itu, 16 persen pemilik menyatakan bahwa pelanggan mereka lebih suka membayar melalui kartu, sehingga mereka memutuskan untuk berhenti menerima uang tunai.

Keramahan Pelanggan: Kasus Uang Tunai

Meskipun tren pembayaran kartu debit meningkat, banyak bisnis di Belanda menyadari perlunya memberikan layanan pelanggan yang sangat baik, dan hal ini termasuk menawarkan pilihan kepada konsumen seperti opsi untuk membayar secara tunai. Mayoritas responden menyatakan bahwa uang tunai tetap merupakan alat pembayaran yang sah, dan oleh karena itu, mereka harus terus menerimanya. Lebih jauh lagi, DNB menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya jumlah toko yang hanya menggunakan pin pada tahun lalu. Beberapa organisasi, termasuk empat bank besar Belanda dan Asosiasi Pembayaran Belanda, juga menyuarakan sentimen serupa. Mereka berjanji untuk berkomitmen untuk menyediakan uang tunai sebagai pilihan pembayaran setidaknya selama lima tahun ke depan, menetapkan perjanjian mengenai jumlah ATM dan langkah-langkah anti pencucian uang.

kartu debit

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*