Ribuan orang meninggalkan Nagorno-Karabakh

Artikel ini terakhir diperbarui pada September 25, 2023

Ribuan orang meninggalkan Nagorno-Karabakh

Nagorno-Karabakh

Eksodus etnis Armenia

Di Nagorno-Karabakh, eksodus etnis Armenia sedang berlangsung. Hampir 5.000 pengungsi kini telah meninggalkan daerah kantong etnis Armenia. Tadi malam, 1.050 pengungsi pertama tiba di Armenia. Mereka sebagian besar adalah orang sakit, orang lanjut usia, dan orang-orang yang mengungsi.

Ketakutan akan pembersihan etnis

Azerbaijan menguasai wilayah Nagorno-Karabakh pekan lalu setelah perang 24 jam. Sejak itu, warga khawatir menjadi korban pembersihan etnis. Menurut pihak berwenang Armenia, hampir seluruh 120.000 penduduknya ingin meninggalkan daerah tersebut. Mereka berjanji bahwa siapapun yang ingin meninggalkan negaranya akan mempunyai pilihan tersebut, dan mereka berencana untuk mendistribusikan bahan bakar gratis untuk memfasilitasi evakuasi. Namun, tidak banyak yang diketahui mengenai kemajuan evakuasi.

Mimpi buruk bagi para pengungsi

“Ini mimpi buruk,” kata salah satu pengungsi yang tiba di Armenia kepada kantor berita AP. “Ada banyak penembakan di desa saya. Semua orang sudah pergi.” Eksodus etnis Armenia menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan daerah kantong tersebut.

Dukungan dan intervensi internasional

Aliansi Turki-Azerbaijan

Presiden Turki Erdogan akan membahas situasi hari ini dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev. Turki memiliki sejarah yang sulit dengan Armenia dan telah mendukung Azerbaijan sejak runtuhnya Uni Soviet.

dukungan dan kritik Rusia

Armenia dapat mengandalkan dukungan Rusia, meskipun ada kekecewaan di kalangan penduduk Armenia mengenai tingkat dukungan tersebut. Perdana Menteri Armenia Pashinyan mengkritik Rusia karena tidak berbuat cukup untuk melawan invasi Azerbaijan. Namun Kremlin menampik kritik tersebut dan menyatakan bahwa Rusia memiliki kontak dekat dengan Armenia dan mengawasi evakuasi.

Kekhawatiran internasional

Prancis, dengan diaspora Armenia yang besar, juga mendukung Armenia. Presiden Prancis Macron menjanjikan dukungan kepada warga Armenia yang melarikan diri. Pemerintah Jerman menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap etnis Armenia dan meminta Azerbaijan untuk menghormati hak asasi manusia.

Konflik di Nagorno-Karabakh

Latar belakang sejarah

Nagorno-Karabakh adalah daerah kantong Armenia di Azerbaijan, yang merupakan rumah bagi sekitar 120.000 etnis Armenia. Daerah kantong tersebut memiliki pemerintahan sendiri yang bekerja sama dengan Armenia tetapi tidak diakui secara resmi. Pada tahun 1988, orang-orang Armenia di daerah kantong tersebut berbalik melawan Azerbaijan dan Uni Soviet, yang menyebabkan perang berdarah selama enam tahun antara Armenia dan Azerbaijan. Gencatan senjata akhirnya dicapai melalui mediasi Rusia, tetapi sentimen anti-Armenia yang kuat tetap ada di Azerbaijan, yang mengakibatkan konfrontasi sporadis.

Eskalasi baru-baru ini

Pekan lalu, Azerbaijan melancarkan serangan ke daerah kantong tersebut menyusul kematian empat tentara Azerbaijan dan dua warga sipil di Nagorno-Karabakh. Sehari kemudian, setelah mediasi oleh Rusia, gencatan senjata diproklamasikan, dan para pejuang Armenia meletakkan senjata mereka. Para ahli berpendapat bahwa gencatan senjata secara efektif menandakan penyerahan orang-orang Armenia di daerah kantong tersebut.

Nagorno-Karabakh

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*