Pelatih senam Frank Louter dibebaskan atas tuduhan perilaku transgresif

Artikel ini terakhir diperbarui pada Agustus 24, 2023

Pelatih senam Frank Louter dibebaskan atas tuduhan perilaku transgresif

Frank Louter

Pelatih senam Frank Louter dibebaskan atas banding atas perilaku transgresif

Pelatih senam Frank Louter telah dibebaskan dari tuduhan perilaku transgresif di tingkat banding. Hal ini diumumkan oleh komite banding Institute of Sports Justice (ISR) pada hari Kamis.

Pelatih senam dinyatakan bersalah tetapi memenangkan banding

Pelatih senam Frank Louter, yang sebelumnya dikenal sebagai Frank Mere, telah dibebaskan dari tuduhan perilaku transgresif setelah memenangkan banding. Komite banding dari Institute of Sports Justice (ISR) mengumumkan pada hari Kamis bahwa banding Louter telah dikabulkan dan hukumannya dibatalkan.

Tuduhan pelanggaran perilaku

Sembilan mantan pesenam melaporkan perilaku Louter ke ISR, menuduhnya melakukan kekerasan fisik, menumbuhkan budaya ketakutan, mengabaikan cedera, mempromosikan gangguan makan, dan menggunakan pelecehan verbal. Tuduhan ini menyebabkan Louter dijatuhi hukuman awal oleh komite disiplin ISR pada November tahun lalu.

Fokus pada tuduhan pasca-2011

Dalam proses banding, ditetapkan bahwa delapan dari sembilan laporan yang diajukan ke ISR berkaitan dengan kejadian yang terjadi sebelum tahun 2011, ketika asosiasi senam KNGU belum berafiliasi dengan ISR. Hasilnya, komite banding menyimpulkan bahwa hanya dakwaan terkait insiden yang terjadi setelah tanggal 1 Januari 2011 yang dapat dipertimbangkan. Namun, hanya ada satu pemberitahuan dari periode ini.

“Karena belum diketahui apakah, dan jika demikian, perbuatan apa yang terjadi setelah tanggal 1 Januari 2011, maka tidak masuk akal bahwa terdakwa telah melakukan pelanggaran peraturan disiplin,” bunyi putusan ISR.

Berdasarkan temuan ini, komite banding menguatkan banding Louter, membatalkan keputusan komite disiplin dan akhirnya membebaskan Louter dari tuduhan perilaku transgresif.

Kontroversi seputar hukuman tersebut

Meski dibebaskan, kasus Louter menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan hukuman yang semula diusulkan oleh komite disiplin. Panitia menuntut skorsing selama 24 bulan dengan masa percobaan dua tahun.

Namun hukuman tersebut tidak terwujud karena panitia menganggapnya tidak pantas karena pelanggaran yang terjadi hingga tahun 2012, yaitu sebelum periode pasca-2011 yang layak untuk evaluasi. Selain itu, ISR tidak menganggap perlu adanya hukuman tambahan.

Reaksi dari komunitas senam

Pembebasan Frank Louter telah memicu tanggapan beragam di komunitas senam. Beberapa orang percaya bahwa proses banding telah memberikan kejelasan dan resolusi yang diperlukan, sementara yang lain berpendapat bahwa keputusan tersebut melemahkan kredibilitas sistem disiplin senam.

Asosiasi senam KNGU, yang sebelumnya menskors Louter dari kepelatihan, kini akan meninjau putusan banding dan menentukan langkah selanjutnya sehubungan dengan pembebasan tersebut.

Potensi implikasi untuk pembinaan senam

Kasus penting ini sekali lagi menyoroti pentingnya memastikan keselamatan dan kesejahteraan pesenam di bawah bimbingan pelatih. Hal ini menekankan perlunya kerangka peraturan yang jelas dan proses disipliner yang efektif untuk mengatasi setiap contoh pelanggaran dan melindungi para atlet.

Organisasi senam di seluruh dunia perlu belajar dari kasus ini dan memprioritaskan penerapan praktik pengamanan yang komprehensif, termasuk mekanisme pelaporan yang kuat, pelatihan pelatih secara teratur, dan sistem dukungan atlet yang berkelanjutan.

Jalan lurus

Meskipun putusan banding mungkin telah memberikan penyelesaian hukum bagi Frank Louter, komunitas senam kini harus fokus pada penerapan reformasi yang menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua atlet. Hal ini termasuk menumbuhkan budaya komunikasi terbuka, akuntabilitas, dan perbaikan berkelanjutan.

Pada akhirnya, kesejahteraan para pesenam harus selalu menjadi prioritas utama, dan hanya melalui upaya kolektif olahraga ini dapat maju dan mendapatkan kembali kepercayaan para atlet dan keluarganya.

Frank Louter

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*