Mengungkap Peran Aerosol melalui Ilmu Iklim

Artikel ini terakhir diperbarui pada Februari 2, 2024

Mengungkap Peran Aerosol melalui Ilmu Iklim

Climate Science

Menyelidiki Awan dan Aerosol: Aspek Penting dalam Pemanasan Global

Pemanasan global dan perubahan iklim yang diakibatkannya merupakan tantangan berat yang dihadapi umat manusia saat ini. Dalam dinamika yang rumit ini, bagaimana awan dan aerosol dapat berperan? Seringkali diabaikan, peran penting mereka masih belum sepenuhnya terungkap. Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) siap menjalankan penyelidikan, dengan satelit iklim yang dirancang khusus untuk menjelaskan aspek penting ilmu iklim ini.

Memahami Peran Aerosol

Aerosol, partikel sangat kecil atau tetesan cairan yang tersuspensi di udara, kini menjadi sorotan. Ini mencakup serangkaian zat seperti partikel jelaga dari emisi gas buang atau kebakaran hutan, pasir dari gurun, butiran serbuk sari dari tanaman, dan bahkan tetesan air kecil yang bertanggung jawab atas penularan virus. Masing-masing jenis aerosol ini berinteraksi secara berbeda dengan sinar matahari dan oleh karena itu, berkontribusi secara khusus terhadap proses pemanasan atau pendinginan bumi. Aerosol diketahui memiliki efek mendinginkan iklim terutama karena memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa. Hal ini mencegah energi matahari diubah menjadi panas. Selain itu, aerosol berfungsi sebagai inti kondensasi tetesan air untuk membentuk awan. Semakin terang suatu awan (karena banyaknya partikel aerosol), semakin banyak sinar matahari yang dipantulkannya, sehingga menyebabkan pendinginan lebih lanjut. Daerah dengan polusi tinggi cenderung lebih lambat mengalami pemanasan. Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa hal ini tidak menandakan tanda bahaya bagi polusi, karena hal ini juga menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius dan sering kali disertai dengan emisi gas rumah kaca.

Aerosol dan Iklim: Tindakan Penyeimbang

Meskipun banyak aerosol memiliki efek mendinginkan, ada pengecualian. Beberapa aerosol terlalu kecil untuk membentuk tetesan awan, sementara yang lain, seperti jelaga dari kebakaran hutan, menyerap cahaya, sehingga menyebabkan pemanasan, mirip dengan gas rumah kaca. Satelit PACE yang dipersenjatai dengan instrumen buatan Belanda SPEXone akan menyelidiki berbagai aspek tersebut. Ini akan mengukur berbagai jenis aerosol, ukurannya, interaksinya dengan cahaya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan awan – sebuah upaya untuk memastikan keseimbangan antara pendinginan dan pemanasan akibat aerosol.

Implikasi terhadap Penelitian Iklim

Investigasi ini mempunyai nilai yang sangat besar bagi penelitian iklim. Model iklim saat ini menggabungkan efek aerosol tetapi masih banyak hal yang belum diketahui. Ketidakpastian ini dapat mengubah prediksi sebanyak dua derajat, sebuah penyimpangan yang signifikan ketika mempertimbangkan skenario iklim di masa depan. Data dari satelit PACE akan menyempurnakan model ini secara signifikan sehingga menghasilkan proyeksi yang lebih akurat. Hal ini akan memungkinkan para peneliti untuk secara meyakinkan memahami peran aerosol dalam perubahan iklim, sehingga membuka jalan bagi kebijakan iklim yang lebih baik. Meskipun ada antisipasi bahwa efek pendinginan mungkin tidak terlalu terasa seperti yang diharapkan (yang berarti sensitivitas suhu terhadap peningkatan gas rumah kaca lebih rendah), penelitian sebelumnya menunjukkan adanya efek penyembunyian aerosol dan awan yang lebih besar. Hal ini berarti penghapusan polusi berpotensi mempercepat pemanasan akibat gas rumah kaca. Oleh karena itu, meskipun ada kebutuhan mendesak akan data yang lebih akurat dan potensi kejutan yang mungkin timbul dari penyelidikan ini, intinya tetap bahwa mengatasi polusi dan mengurangi emisi gas rumah kaca tetap merupakan hal yang penting untuk memitigasi dampak terburuk perubahan iklim.

Ilmu Iklim

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*