Peretas Tiongkok Mencuri Puluhan Ribu Email dari Departemen Luar Negeri AS

Artikel ini terakhir diperbarui pada September 28, 2023

Peretas Tiongkok Mencuri Puluhan Ribu Email dari Departemen Luar Negeri AS

Chinese hackers

Peretas Tiongkok menargetkan pegawai Departemen Luar Negeri AS

Peretas Tiongkok baru-baru ini bertanggung jawab atas pencurian puluhan ribu email dari pegawai Departemen Luar Negeri AS, menurut laporan pejabat Senat AS. Serangan siber yang terjadi pada bulan Juli ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan keterlibatan pemerintah Tiongkok.

60.000 email disusupi

Serangan dunia maya tersebut meretas total 60.000 email dari 10 akun berbeda di Departemen Luar Negeri. Mayoritas karyawan yang terkena dampak, total sembilan orang, bekerja di wilayah Asia Timur dan Pasifik, sementara satu karyawan fokus di Eropa.

Tingkat pelanggaran terungkap

Meskipun serangan tersebut diketahui pada bulan Juli, baru sekarang tingkat pelanggaran sepenuhnya menjadi jelas. Microsoft, serta otoritas AS, telah melibatkan pemerintah Tiongkok dalam serangan dunia maya ini, meskipun Beijing menyangkal keterlibatannya. Para peretas diduga mendapatkan akses tidak sah ke akun email milik sekitar 25 organisasi, termasuk Departemen Perdagangan dan Luar Negeri AS, serta berbagai pemerintah Eropa. Namun, sifat pasti dari informasi yang dicuri tersebut masih belum diketahui.

Memanfaatkan perangkat pengembang Microsoft

Para peretas berhasil mengeksploitasi perangkat milik pengembang Microsoft, menggunakannya sebagai sarana untuk melakukan serangan cyber. Kelompok di balik serangan tersebut, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Storm-0558, mampu memalsukan token otentikasi digital untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun email. Pelanggaran tersebut akhirnya ditemukan oleh Microsoft ketika pengguna Outlook mulai mengalami masalah dengan akun mereka.

Kekhawatiran tentang spionase dunia maya Tiongkok

Serangan siber baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran mengenai isu spionase siber Tiongkok yang menargetkan lembaga dan organisasi pemerintah AS. Pemerintah Tiongkok telah berulang kali membantah terlibat dalam kegiatan tersebut, namun beberapa insiden di masa lalu menunjukkan potensi peran mereka dalam peretasan yang disponsori negara.

Pola serangan siber yang semakin meningkat

AS dan sekutunya telah lama menuduh Tiongkok terlibat dalam serangan siber demi keuntungan ekonomi, serta keuntungan politik dan militer. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa serangan siber tingkat tinggi yang ditelusuri berasal dari peretas Tiongkok, termasuk pencurian kekayaan intelektual dan informasi pribadi dari lembaga pemerintah dan perusahaan swasta.

Implikasi keamanan nasional

Pencurian informasi sensitif, seperti email dari pegawai pemerintah, menimbulkan kekhawatiran keamanan nasional yang serius. Email yang dicuri mungkin berisi komunikasi diplomatik rahasia atau informasi rahasia yang dapat dieksploitasi oleh pemerintah asing. Insiden ini menyoroti kebutuhan mendesak akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat dan peningkatan kewaspadaan untuk melindungi diri dari serangan-serangan tersebut.

Respon dan implikasinya

Pemerintah AS dan Microsoft telah bekerja sama untuk menyelidiki serangan dunia maya dan memperkuat pertahanan mereka terhadap serangan di masa depan. Pelanggaran ini menggarisbawahi pentingnya kemitraan publik-swasta dalam mengatasi ancaman keamanan siber dan mengembangkan strategi efektif untuk memeranginya.

Ketegangan diplomatik

Serangan siber tersebut berpotensi merenggangkan hubungan diplomatik antara AS dan Tiongkok, terutama jika muncul bukti nyata yang menghubungkan serangan tersebut dengan pemerintah Tiongkok. AS sebelumnya telah menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas Tiongkok atas aktivitas spionase dunia maya, dan ada kemungkinan tindakan serupa dapat diambil sebagai respons terhadap insiden ini.

Peningkatan langkah-langkah keamanan siber

Mengingat serangan siber ini, lembaga pemerintah dan organisasi swasta kemungkinan besar akan meningkatkan langkah-langkah keamanan siber mereka untuk memitigasi risiko di masa depan. Hal ini dapat mencakup peningkatan investasi pada sistem deteksi ancaman tingkat lanjut, pelatihan karyawan mengenai praktik terbaik keamanan siber, dan peningkatan kolaborasi dengan pakar keamanan siber.

Kerjasama internasional

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman siber. Keamanan siber adalah masalah global yang memerlukan upaya terkoordinasi dari pemerintah, organisasi, dan perusahaan teknologi untuk memerangi serangan siber secara efektif.

Kesimpulan

Serangan siber baru-baru ini terhadap Departemen Luar Negeri AS, yang diduga dilakukan oleh peretas Tiongkok, menyoroti meningkatnya ancaman spionase siber dan perlunya langkah-langkah keamanan siber yang kuat. Pencurian puluhan ribu email menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan nasional dan hubungan diplomatik. Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi ancaman dunia maya.

peretas Tiongkok

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*