Rusia Membatalkan Kesepakatan Gandum dengan Ukraina, Menimbulkan Kekhawatiran atas Harga Pangan

Artikel ini terakhir diperbarui pada Juli 17, 2023

Rusia Membatalkan Kesepakatan Gandum dengan Ukraina, Menimbulkan Kekhawatiran atas Harga Pangan

Grain Deal

Rusia Membatalkan Kesepakatan Gandum dengan Ukraina

Rusia telah mengumumkan akan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian dengan Ukraina, sebuah langkah yang dapat memiliki implikasi signifikan terhadap harga pangan global. Kesepakatan tersebut, yang melibatkan ekspor melalui Laut Hitam, memungkinkan Rusia dan Ukraina mempertahankan posisi mereka sebagai pengekspor biji-bijian utama. Pembatalan kesepakatan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kekurangan pangan, terutama di negara-negara miskin.

Pentingnya Kesepakatan Gandum

Rusia dan Ukraina adalah dua pengekspor biji-bijian terbesar di dunia. Kelanjutan dari kesepakatan ini sangat penting untuk memastikan pasokan biji-bijian yang stabil, yang pada gilirannya membantu menjaga harga pangan tetap terjangkau. Dengan tidak adanya kesepakatan lagi, harga biji-bijian dapat meningkat, yang mengarah ke harga pangan yang lebih tinggi secara global. Hal ini dapat berdampak sangat buruk bagi negara-negara berpenghasilan rendah di Afrika, di mana biaya impor biji-bijian sudah menjadi tantangan. Kekurangan makanan utama dapat terjadi sebagai akibatnya.

Kesepakatan biji-bijian, yang juga melibatkan Turki dan PBB, awalnya akan berakhir pada Senin. Namun, itu sudah diperpanjang beberapa kali sejak Mei. Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya telah meyakinkan Rusia bahwa mereka akan mempertahankan akses ke pasar ekspor, yang sangat penting agar Rusia tetap berinvestasi dalam kesepakatan tersebut. Namun, Moskow kini mengklaim ada kendala yang mencegah ekspor biji-bijian dan pupuk.

Sanksi Barat juga mempersulit perdagangan Rusia, meskipun Barat tidak memiliki kendali langsung atas ekspor makanan Rusia. Misalnya, bank-bank Rusia yang terputus dari sistem pembayaran SWIFT internasional telah menimbulkan tantangan bagi perusahaan pertanian yang bergerak di bidang perdagangan. Oleh karena itu, memenuhi tuntutan Rusia untuk kesepakatan tersebut menjadi semakin penting.

‘Insiden di Jembatan Krimea Tidak Terkait’

Serikat pengekspor biji-bijian Rusia, Rusgrain, telah menyatakan bahwa anggotanya berniat untuk terus mengekspor biji-bijian yang terjangkau, meyakinkan pasar bahwa semua kontrak sebelumnya akan dihormati. Kremlin juga menegaskan bahwa keputusan pembatalan kesepakatan biji-bijian tidak terkait dengan insiden mematikan yang terjadi di jembatan Krimea. Putin dilaporkan telah mengambil keputusan sebelum mengetahui insiden tersebut, yang mengakibatkan dua korban jiwa. Rincian dan mereka yang bertanggung jawab atas insiden itu masih belum jelas.

Ukraina adalah produsen utama biji-bijian, dan kesepakatan biji-bijian memungkinkan negara tersebut mengekspor produknya melalui Laut Hitam. Pembatalan kesepakatan dapat menyebabkan gangguan pasokan biji-bijian, berpotensi memicu kenaikan harga pangan. Ini akan memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ketahanan pangan global.

Kesimpulan

Pembatalan kesepakatan biji-bijian antara Rusia dan Ukraina menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas harga pangan global. Sebagai dua pengekspor biji-bijian utama, kemitraan berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina sangat penting dalam memastikan pasokan biji-bijian yang terjangkau. Pembatalan kesepakatan dapat menyebabkan harga pangan lebih tinggi dan potensi kelangkaan, terutama yang berdampak pada negara-negara miskin di Afrika. Komunitas internasional perlu memantau situasi dengan cermat dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak buruk terhadap ketahanan pangan global.

Grain Deal, rusia, ukraina

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*