Kaum Muda Menunda Kohabitasi dan Keluarga Berencana Karena Kekurangan Tempat Tinggal

Artikel ini terakhir diperbarui pada Juni 15, 2023

Kaum Muda Menunda Kohabitasi dan Keluarga Berencana Karena Kekurangan Tempat Tinggal

housing shortages

Perkenalan

Banyak anak muda menunda tonggak penting dalam hidup mereka, seperti hidup mandiri, hidup bersama, menikah, dan memulai sebuah keluarga, karena kekurangan perumahan di negara. Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Aegon mengungkapkan bahwa perumahan yang tidak terjangkau telah membuat kaum muda memiliki anggaran yang lebih sedikit untuk pengeluaran penting, menyebabkan frustrasi, kesedihan, dan stres di antara kelompok usia 18 hingga 25 tahun. Konsekuensi dari krisis perumahan ini tidak hanya berdampak langsung pada orang muda, tetapi juga mempengaruhi orang tua.

Dampak pada Kaum Muda

Kurangnya perumahan yang terjangkau merugikan kaum muda, menyebabkan mereka menunda keputusan hidup yang penting. Dengan meroketnya biaya perumahan, pasangan muda merasa semakin sulit untuk membeli tempat tinggal sendiri. Hal ini menyebabkan masa tinggal yang lama dengan orang tua mereka dan keterlambatan dalam hidup bersama. Selain itu, tingginya biaya perumahan membuat kaum muda memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga sulit untuk menabung untuk tonggak penting seperti menikah dan memulai sebuah keluarga.

Tantangan yang Dihadapi Pasangan yang Bercerai

Pasangan yang bercerai juga sangat terpengaruh oleh kekurangan perumahan. Dalam banyak kasus, karena kurangnya pilihan yang terjangkau, pasangan yang bercerai terpaksa terus hidup di bawah satu atap. Situasi ini dapat menantang secara emosional dan menghambat proses untuk melanjutkan dan membangun kehidupan yang terpisah. Kurangnya pilihan perumahan yang cocok semakin memperburuk kesulitan yang dihadapi oleh individu yang bercerai.

Temuan Aegon

Penelitian Aegon menyoroti konsekuensi sosial yang cukup besar dari krisis perumahan. Masa tinggal kaum muda yang lebih lama di rumah mempersulit orang lanjut usia untuk menemukan pilihan tempat tinggal yang lebih cocok. Selain itu, keterlambatan kohabitasi dan keluarga berencana telah menjadi tren yang diakui dengan baik. Maarten de Rooij, juru bicara Aegon, menekankan pentingnya menangani masalah ini: “Fakta bahwa kaum muda menunda hidup bersama dan memulai sebuah keluarga memiliki implikasi yang signifikan.”

Perspektif Senior

Sementara manula relatif positif tentang situasi perumahan mereka, mereka juga menyatakan keprihatinan tentang kekurangan pilihan perumahan yang sesuai dalam fase hidup mereka. Ketidakstabilan pasar perumahan menimbulkan komplikasi bagi penduduk lanjut usia yang mungkin memerlukan akomodasi yang lebih mudah diakses atau sesuai usia. Kurangnya pilihan tempat tinggal yang layak semakin berkontribusi pada keterlambatan kemampuan kaum muda untuk pindah dan membangun rumah tangga mereka sendiri.

Pergeseran Harapan

Kaum muda menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal kebutuhan tempat tinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Aegon mengungkapkan bahwa individu lebih bersedia berkompromi dengan kualitas dan ukuran rumah mereka atau memilih rumah yang tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka. Kemampuan beradaptasi ini menunjukkan pergeseran harapan sebagai akibat dari kekurangan perumahan saat ini. Kaum muda menyesuaikan aspirasi mereka berdasarkan apa yang tersedia daripada mengejar kondisi kehidupan ideal mereka.

Kesimpulan

Kekurangan perumahan di negara ini memiliki implikasi sosial yang luas, terutama menyangkut kehidupan kaum muda. Ketidakterjangkauan perumahan menyebabkan tertundanya kohabitasi, perkawinan, dan keluarga berencana, serta memaksa pasangan yang bercerai untuk hidup bersama. Konsekuensinya melampaui dampak langsung pada kaum muda, yang mempengaruhi orang tua juga. Penelitian Aegon menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis perumahan ini guna memastikan kaum muda dapat bertransisi ke kehidupan mandiri dan bagi kaum lanjut usia untuk mengakses opsi perumahan yang sesuai yang memenuhi kebutuhan mereka.

kekurangan perumahan

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*