Artikel ini terakhir diperbarui pada Juni 2, 2023
Table of Contents
AS Menjatuhkan Sanksi pada Perusahaan yang Mendukung Pihak Berperang di Sudan
Sanksi Dimaksudkan untuk Meningkatkan Tekanan Perdamaian
Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi pertamanya terhadap perusahaan yang diduga mendukung perang di Sudan, menargetkan dua perusahaan yang terkait dengan militer Sudan dan dua yang terkait dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter. Dua yang terakhir termasuk perusahaan pertambangan emas yang dipimpin oleh Jenderal Hemedti, pemimpin milisi RSF.
Pembatasan Visa Baru Diberlakukan
Selain sanksi, AS memberlakukan pembatasan visa baru terhadap anggota angkatan bersenjata Sudan dan RSF, termasuk para pemimpin pemerintahan sebelumnya. Pejabat senior yang bertanggung jawab atas sanksi tersebut menyatakan bahwa itu bukan simbolis tetapi dimaksudkan untuk “menghentikan akses ke senjata dan sumber daya yang mereka gunakan dalam konflik.”
Konflik Berdarah Terus Berlanjut Meski Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
Tentara pemerintah Sudan telah terlibat dalam konflik berdarah dengan RSF sejak April, dengan ratusan nyawa hilang dan lebih dari 1,6 juta orang terpaksa mengungsi. Kesepakatan gencatan senjata telah tercapai dan kemudian dipatahkan, dengan pertempuran berlanjut hingga pagi ini, termasuk serangan udara di dalam dan sekitar ibu kota. Khartoum.
Langkah Tambahan Mungkin Mengikuti
AS berharap sanksi ini akan meningkatkan tekanan pada pihak yang bertikai untuk membangun perdamaian abadi. Pejabat senior yang bertanggung jawab atas sanksi tersebut memperingatkan bahwa langkah tambahan akan diambil jika para pihak terus menghancurkan negara mereka.
sudan, sanksi
Be the first to comment