Partai politik Belanda menghentikan TikTok karena risiko spionase

Artikel ini terakhir diperbarui pada April 13, 2023

Partai politik Belanda menghentikan TikTok karena risiko spionase

TikTok

Partai politik Belanda menghentikan TikTok karena risiko spionase

Partai politik Belanda, Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), telah mengumumkan akan menghapusnya. TIK tok akun karena kekhawatiran atas risiko spionase. Dengan hampir 100.000 pengikut, VVD telah menonjol di aplikasi media sosial milik China yang populer. Namun, menyusul peringatan dari dinas intelijen Belanda, AIVD, tentang potensi risiko yang ditimbulkan oleh aplikasi yang dikelola di negara-negara dengan “program siber ofensif”, termasuk China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, partai tersebut memutuskan untuk menghapus akunnya.

Peringatan AIVD, yang dikeluarkan pada akhir Februari, menyoroti TikTok sebagai “contoh saat ini” dari aplikasi yang menerapkan nasihat tersebut. Bulan lalu, pemerintah Belanda melarang TikTok dari telepon kantor yang dikeluarkan untuk pejabat pemerintah karena masalah serupa. Beberapa kota dan provinsi juga mempertimbangkan untuk melarang aplikasi tersebut dari perangkat bisnis.

Keputusan VVD untuk menghapus akun TikToknya adalah bagian dari tren yang lebih luas dari pemerintah dan organisasi yang mengambil tindakan terhadap aplikasi tersebut. Beberapa negara, termasuk India, AS, dan Australia, telah melarang atau membatasi TikTok karena kekhawatiran tentang keamanan data dan kebijakan privasi aplikasi.

Berbicara tentang keputusan untuk menghapus akun TikTok partai, anggota parlemen VVD Queeny Rajkowski mengakui bahwa langkah tersebut sudah terlambat, tetapi mengatakan bahwa partai ingin menunggu hingga pemilihan provinsi baru-baru ini untuk mengambil tindakan. Rajkowski menambahkan bahwa VVD akan meluncurkan kampanye kesadaran untuk membantu mengedukasi para pengikutnya tentang potensi risiko yang terkait dengan penggunaan TikTok.

Keputusan VVD untuk menghapusnya TIK tok kemungkinan akan disambut baik oleh partai politik Belanda lainnya. Pekan lalu, partai D66 yang berhaluan kiri menyerukan pelarangan aplikasi bagi anggota parlemen untuk mencegah “informasi sensitif bocor tak terkendali ke China.” Banding Demokrat Kristen (CDA) juga telah menyatakan keprihatinan tentang keamanan TikTok dan menyerukan pelarangan aplikasi tersebut.

TikTok secara konsisten membantah tuduhan berbagi data pengguna dengan pemerintah China. Perusahaan juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, termasuk membuka “pusat transparansi” di AS, di mana para ahli dapat meninjau kode sumber aplikasi dan praktik penanganan data.

Namun, terlepas dari upaya ini, banyak pemerintah dan organisasi tetap mewaspadai hubungan TikTok dengan China. Popularitas aplikasi di kalangan anak muda juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pemerintah China menggunakannya untuk mengumpulkan intelijen atau memengaruhi opini publik.

Keputusan VVD untuk menghapus akun TikTok kemungkinan akan dilihat sebagai langkah positif oleh mereka yang mengkhawatirkan potensi risiko keamanan aplikasi. Namun, ini juga merupakan pengingat akan perlunya transparansi dan pengawasan yang lebih besar terkait dengan aplikasi dan platform yang kami gunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Saat perdebatan seputar TikTok dan aplikasi media sosial lainnya berlanjut, jelas bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa data kita aman dan terjamin.

TIK tok

Bagikan dengan teman

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*